Sabtu, 08 Maret 2008

Lapar

Masih ingat Sumanto?
Masih ingat bagaimana orang berbondong mencibir Sumanto?
...
...

Sebenarnya Sumanto hanyalah sebuah potret anak manusia yang berjuang lepas dari kungkungan kelaparan di tengah kemiskinan yang mendera. Tidak kuasa menahan lapar, maka mayat pun menjadi pilihan santapan. Mungkin penjara adalah nikmat bagi Sumanto. Setidaknya ia tidak payah mencari apa yang hendak dimakan setiap hari.

Beberapa hari yang lalu muncul lagi berita yang tidak kurang menyayat. Seorang ibu yang sedang mengandung tujuh bulan dan seorang buah hatinya meninggal karena tiga hari berjuang menahan lapar.

Memang hidup saya tidak bersinggungan langsung dengan si ibu. Namun dari setiap berita yang saya baca, saya sangat salut dengan kepribadiannya. Sekalipun kondisi keuangannya sangat tidak baik, tidak tersiar berita jikalau beliau hidup dengan cara meminta belas kasihan orang lain. Tetapi beliau berusaha untuk mendapatkan rizki walaupun tidak seberapa.

Rizki yang didapat hanya cukup untuk beras satu liter yang harus dihemat bersama tiga anaknya selama tiga hari. Dihari itu dia dan tiga anak terpaksa menahan lapar untuk tiga hari, sebelum kemudian Allah mencukupkan rizky-Nya untuk ibu itu dan seorang anaknya.

dan disaat ini lah, orang berbondong berkilah, seperti lari dari tanggung jawab. Bagaimana mungkin engkau bisa tidur nyenyak dengan perut terisi penuh kekenyangan sedangkan saudaramu terjaga karena laparnya...

ampuni kami ya Allah.....

tanpa judul

ya Allah...
Tuhan semesta alam, penguasa langit dan bumi beserta isinya
...
...
berilah kelapangan bagi kami di tengah kesempitan
berilah kemudahan bagi kami di tengah kesulitan
ampuni kami ya Rab,
beri kami nikmat sehat ketika Engkau coba kami dengan sakit.
ampuni kami ya Rab,
...
...
sungguh engkau Tuhan yang pengasih lagi maha penyanyang
...
...
...