Kamis, 20 Agustus 2009

Lensa Pinjaman

Tanggal 16 Agustus kemarin Shasha berulang tahun yang ke-6. Kesempatan untuk coba lensa da Esa, Nikkor AF-s 55-200mm VR, dan ini hasilnya.







Sabtu, 01 Agustus 2009

Enjoy Jakarta

Pagi tadi selepas Subuh, Omar menarik tangan saya untuk pergi keluar rumah. Setelah selesai menyaksikan film lingkaran dan segitiganya, Omar tergerak keluar karena ingin melihat burung yang memang sudah bernyanyi semenjak pagi. Kami pun pergi melihat burung yang berkicau. Menyusuri pagi di Rumah Susun. Lalu saya menawarkan untuk melihat Air Mancur di Bunderan HI, yang bisa saya tempuh 5-10 menit berjalan kaki.

Setibanya di pelataran sudut Plasa Indonesia, kami pun duduk menghadap Tugu Selamat Datang. Serasa kami disambut dengan ramah lengkap dengan rangkaian bunga. Omar selalu senang melihat air mancur ini. Selalu ketika kita melintas air mancur di atas kendaraan dia akan bersorak gembira.

Tidak berselang satu menit, sambutan lainnya datang menjelang. Kali ini sambutannya agak tidak terduga. Petugas Satpol PP dengan seragam lengkap datang dengan maksud untuk mengusir saya dan Omar yang sedang duduk menikmati air mancur.

Petugas:
"Maaf pak tidak boleh duduk di sini!"

Saya :
"Loh! apa dasarnya anda melarang saya?" Jawab saya ketus
"saya tidak melihat ada tanda larangan duduk di sini." Jawab saya lagi

Petugas :
"Iya pak, Kalau ada petugas PP, Bapak tidak boleh duduk di sini." Kilahnya

Saya :
"Anda ini aneh....!!!" Jawab saya sangat kesal
"Kalau tidak boleh, seharus anda taroh tanda larang duduk di sini"
"Kalau perlu pasang sekalian kawat berduri"
"Jangan seenaknya Anda buat aturan" lanjut saya tambah berapi-api.
"Tempat ini sehari-hari tempat duduk-duduk untuk lihat air mancur"

Petugas :
"Maaf pak, saya hanya menjalankan tugas"

Saya :
"Bilang sama atasan anda yang memberikan tugas kepada anda, saya hanya warga kota yang sedang menikmati kotanya" kata saya tegas.
"Saya hanya mau istirahat sejenak di sini bersama anak saya sambil menikmati air mancur."
"dan saya tidak peduli dengan aturan konyol anda!" kata saya semakin tinggi.


Saya istigfar selepas petugas itu pergi tanpa permisi. Hari belum lagi tinggi tetapi urat nadi sudah mulai tegang.

Setelah puas Omar menikmati air mancur, kami pun beranjak pergi pulang, menyusur Jalan Thamrin. Berharap masih bisa menikmati sisa pagi. Beberapa langkah berselang, sambutan lain datang menyapa. Kali ini datang dari arah belakang saya dengan suara menderu dan asap hitam pekat ketika melintasi kami. Metromini yang beradu laju dan berebut menurunkan penumpang.

Lengkap sudah pagi hari saya. Sepanjang jalan saya menghibur hati seraya berkata di dalam hati "Enjoy Jakarta"