Tentu bukan dalam konotasi yang buruk. Tetapi beliau bertiga secara berurutan diminta untuk terlibat dalam sebuah tarian khas Sulawesi Selatan yang menggunakan api. Sementara itu tepat di ruangan sebelah, persiapan untuk menghitung suara yang masuk untuk memilih Ketua Umum IAI periode berikutnya sedang disiapkan.
Penghitungan suara sepertinya juga tidak mudah, dimulai dari polemik 1 atau 2 putaran perhitungan suara hingga penghitungan suara sendiri yang memakan waktu hingga lepas tengah malam. Tepatnya hingga jam 2 dinihari.
Satu hal yang sangat berkesan bagi saya adalah anggota IAI senior, yang tidak lagi bisa dikatakan muda tetap hadir di ruangan mengawal perhitungan suara hingga selesai. Pak Suwondo, Pak Han Awal, Pak Ruchjat, Pak Zachry, Pak Gunawan Tjahjono, Pak Adhi Moersid, Pak Suwarmo, Pak Yuswadi Saliya berhasil mengalahkan kantuk hingga lewat pukul 2 malam itu. Sungguh saya terkagum dengan dedikasi beliau-beliau terhadap IAI, organisasi yang mereka besarkan.
Dan perhitungan suara berlangsung agak tegang, suara yang masuk kepada tiap calon saling susul-menyusul. Hingga akhir penantian tiba. Terpilih sosok yang akan memimpin IAI hingga 2011 nanti.
Selamat pak Endy. Saya titipkan mimpi saya ke Bapak.