
Saat ini saya sedang menanti pesawat udara yang akan membawa saya ke Makassar, ke perhelatan Munas IAI. Penerbangan saya yang tertunda, sehingga saya dapat menulis sedikit di buku catatan.
Sepertinya kondisi penerbangan di tanah air sudah jauh berbeda dengan 5 tahun yang lalu. Bepergian dengan pesawat udara menjadi lazim bagi semua kalangan. Harga yang makin terjangkau dan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan sepertinya menjadi sebab mengapa khalayak marak mengguna moda transportasi yang satu ini. Juga menjadi sebab maraknya maskapai penerbangan di tanah air.
Teringat oleh sebuah berita kurang lebih setahun yang lalu ketika sebuah maskapai penerbangan swasta nasional membeli hingga ratusan unit pesawat baru untuk melayani puluhan jalur penerbangan dalam dan luar negeri.
Teringat pula saya akan mimpi seorang anak negeri yang saya kagumi, BJ Habibie. Bahwa kita bepergian di negeri sendiri dengan kendaraan yang kita buat sendiri. Sepertinya beliau dahulu sudah dapat memprediksikan akan maraknya penerbangan di Indonesia, hingga terluncur ide untuk membangun kemandirian bangsa dengan N2130, pesawat penumpang bertenaga jet.
Bayangkan jikalau waktu itu N2130 benar-benar terwujud, dan maskapai nasional yang berencana menambah hingga ratusan pesawat itu memesan 10% persen saja dari kebutuhannya kepada IPTN, tentunya akan menjadi hal yang luar biasa bagi IPTN dan kita sebagai bagsa pemilik IPTN.
Hanya sayang mimpi beliau terpaksa tidak dapat dituntaskan. Seperti banyak pihak yang masih belum rela melihat kita mandiri.
Seperti tidak tuntas sekarang, tapi saya yakin ini mimpi yang arus dituntaskan oleh kita, semua yang mengaku diri sebagai bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar