Krisis Energi
Dunia akan kehabisan energi fosil apabila kita tidak berhemat. Untuk kondisi Indonesia saja, menurut perhitungan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) cadangan minyak bumi kita hanya cukup untuk 18 tahun, cadangan gas cukup hingga 60 tahun dan cadangan batu bara cukup hingga 160 tahun. Di lain pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum mampu menyediakan pasokan listrik keseluruh rumah di pelosok negeri ini, bahkan fenomena pemadaman tiba-tiba karena kekurangan atau kerusakan pembangkit listrik menjadi hal yang jamak di Ibukota. Demikian pula halnya PLN belum dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk industri dan bangunan gedung, sehingga mempengaruhi produktivitas. mengurangi daya saing industri yang juga akan berakibat terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Lebih jauh dalam beberapa kasus, ketidakmampuan PLN dalam memenuhi kebutuhan akan listrik berakibat cukup serius dan dapat membahayakan kesehatan pengguna bangunan gedung tersebut. Setidaknya hal ini yang terjadi pada pada sebuah pusat perbelanjaan di Ratu Plasa, Jakarta. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan akan listrik selain bersumber dari listrik negara, pengelola bangunan menggunakan tambahan generator listrik untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Dalam pengoperasiaanya generator listrik, karena tidak direncanakan semenjak semula, gas buangnya masuk ke dalam bangunan, sehingga mempengaruhi kualitas udara di dalam ruangan yang berakibat kepada kesehatan pengguna bangunan. Beberapa diantaranya terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan gas CO. Hal ini terjadi beberapa kali hingga akhirnya Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, melarang penggunaan basement pada bangunan tersebut untuk digunakan selain untuk fungsi parkir.
Rumah Hibrida, Kampanye Bangunan Hijau dan Dukungan Pemerintah
Tujuan dasar dari konsep Bangunan Hijau adalah untuk meminalisir dampak dari lingkungan binaan terhadap kesehatan manusia dan keberlangsungan lingkungan hidup dengan efisiensi penggunaan sumber daya air, energi, dan lainnya; melindungi kesehatan pengguna bangunan dan meningkatkan produktivitas; juga mengurangi limbah, polusi dan kerusakan lingkungan.
Penilaian (rating) terhadap bangunan rumah tinggal nampaknya akan lebih sulit untuk dilakukan, selain karena kemungkinan besarnya biaya penilaian, skala dan parameter yang berbeda dengan bangunan gedung lainnya. Namun walau dalam skala yang relatif kecil, secara kuantitas kumpulan bangunan rumah tinggal dapat memainkan peranan penting dalam pelestarian lingkungan dan kampanye bangunan hijau, misalnya dalam hal efisiensi energi.
Sejatinya efisiensi energi pada sebuah bangunan rumah tinggal, diawali dari bagaimana kita mendisain. Penempatan bukaan pada rumah yang sedemikian rupa sehingga terjadinya pencahayaan, dan penghawaan secara alami sehingga dapat mengurangi konsumsi energi dan juga emisi gas karena penggunaaannya. Strategi yang lainnya adalah dengan menggunakan energi alternatif, passive solar energy sehingga ketergantungan kepada sumber daya listrik yang berdasar kepada penggunaan energi fosil dapat dikurangi.
Pada bangunan rumah tinggal yang mempunyai sumber energi secara hibrida, melalui listrik negara (PLN) dan energi surya, kelebihan penggunaan listrik yang didapat dari energi surya dapat disimpan di dalam baterai atau dapat juga diteruskan ke jalur pendistibusian listrik milik PLN. Dalam pandangan saya, apabila secara kuantitas yang memadai rumah-rumah tinggal ini dapat secara bersamaan menjadi konsumen dan produsen listrik. Sebagai salah satu solusi mengatasi krisis energi.
Hal tersebut menurut hemat saya justru akan berdampak sangat positif, karena akan berdampak secara langsung terhadap pengurangan beban listrik yang harus dipenuhi oleh PLN, harga listrik yang relatif lebih murah dari harga listrik yang didapat dari swasta, beban biaya listrik masyarakat lebih rendah hingga peningkatan produktivitas yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Tetapi yang sesungguhnya menjadi tujuan utama adalah sebuah keterjaminan kelangsungan lingkungan hidup, dengan menggunakan energi secara efisien, secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, dan meminimalisasi emisi gas dan polusi. Sebuah prinsip Bangunan Hijau dapat berdampak pada ketahanan energi dan ekonomi nasional.
Hal tersebut hanya akan dapat terlaksana apabila ada dukungan dari pemerintah yang cukup memadai. Dukungan pemerintah dalam kampanye Bangunan Hijau dalam rangka pelestarian lingkungan hidup, dengan menyiapkan pranata, dan juga memberikan stimulan-stimulan dalam mewujudkan bangunan hijau akan berdampak kepada peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan ekonomi nasional dan berujung kepada kesejahteraan rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar